POLITICAL VOLUNTARISM: STRATEGI PENDIDIKAN POLITIK SEBAGAI AKTUALISASI PENINGKATAN PARTISIPASI GENERASI MILENIAL DALAM PEMILIHAN UMUM

POLITICAL VOLUNTARISM: STRATEGI PENDIDIKAN POLITIK SEBAGAI AKTUALISASI PENINGKATAN PARTISIPASI GENERASI MILENIAL DALAM PEMILIHAN UMUM

Vianie Putri Jasmitha
Kombad Justitia 
vianieputrijasmitha1@gmail.com




I. PENDAHULUAN

Politik menjadi salah satu acuan bagi terselenggaranya pemerintahan Indonesia yang demokratis. Di era modern saat ini, semua kalangan masyarakat, terutama generasi milenial dituntut dapat berfikir kritis terhadap segala kajian politik yang ada. Untuk mewujudkan kehidupan negara yang sesuai  dengan  kedaulatan rakyat, maka partisipasi masyarakat menjadi pilar penting sebagai arah dari terciptanya kebijakan dalam sistem pemerintahan di Indonesia.
Salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan kenegaraan yakni melalui pemilihan umum (pemilu), dimana masyarakat memiliki hak untuk memilih pilihannya sendiri. Namun, saat ini generasi milenial cenderung acuh akan perkembangan politik di Indonesia. Selain itu, peran pemerintah terhadap politik anak muda pun masih minim sehingga masih banyak fenomena golongan putih (golput) dalam pemilu.  Maka dari itu, perlu ditanamkan kesadaran politik sejak dini pada generasi milineal untuk turut aktif dalam mempertahankan dan meningkatkan partisipasi secara serius pada penyelenggaraan pemilu.
Salah satu bentuk upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan peran serta generasi milenial dalam pemilu adalah melalui pendidikan politik. Ketua KPU RI, Hasyim Asy’Ari menyatakan bahwa strategi pendidikan politik yang baik harus memuat tiga aspek, yakni aspek kognitif untuk memberikan pemahaman kepada anak muda sebagai pemilih pemula, aspek afektif untuk mengetahui apa yang diharapkan dari pemilih saat pemilu, dan aspek psikomotor untuk membangkitkan semangat berpartisipasi dalam pemilu.
 
Kesukarelaan masyarakat dalam politik (political voluntarism) dewasa ini menjadi isu penting dalam kaitannya dengan target negara demokrasi yang menginginkan masyarakat, terutama generasi milenial agar cermat terhadap politik. Menurut Hantington dan Nelson, kesukarelaan ini dapat mementukan arah dari kehidupan pemerintahan negara demokrasi.6 Indonesia membuka peluang sebesar- besarnya bagi seluruh rakyat untuk turut berperan serta secara sukarela dalam kehidupan politik, baik sebagai pemilih maupun sebagai penyelenggara dalam pemilu.7 Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam UUD 1945 pasal 28D ayat 3 bahwa “Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan”. Kesukarelaan masyarakat sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dari pelaksanaan pemilu. Hal ini dikarenakan, tanpa adanya kesukarelaan politik dari masyarakat, sangat menutup kemungkinan keberhasilan pelaksanaan pemilu dapat tercapai. Dengan demikian, menjadi suatu  kewajiban bagi setiap warga negara, terutama generasi milenial untuk meningkatkan kesadaran politik dengan mengimplementasikan segala ajaran pendidikan politik dalam setiap melaksanakan pemilu.

II. PEMBAHASAN

A. Bagaimana Bentuk Strategi Pendidikan Politik sebagai Aktualisasi
Peningkatan Partisipasi Generasi Milenial dalam Pemilihan Umum
Di negara demokrasi, rakyat memegang peranan penting terhadap kedaulatan negara, dimana partisipasi menjadi sasaran utama untuk mencapai keberhasilan demokrasi.10 Dalam menentukan arah kemajuan demokrasi, penting bagi  anak muda (generasi milenial) sebagai pemilih pemula untuk meningkatkan partisipasi politik, terutama dalam pelaksanaan pemilu. Untuk mendukung hal ini, pemerintah berinisiatif membentuk program pendidikan politik dalam rangka menanamkan nilai-nilai politik dasar bagi generasi milenial.
Strategi pendidikan politik ini didasarkan pada ketentuan dalam Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 1982 tentang Pendidikan Politik Bagi Generasi Muda, dimana menurut ketentuan ini terdapat tiga perspektif dalam pendidikan politik. Pertama, cognitif morality, yakni menanamkan konsep dan pengetahuan politik (civic knowledge) untuk membangkitkan kesadaran politik-kritis bagi generasi milenial. Kedua, affective, yakni membangun sikap dan karakter generasi milenial dalam mendukung keberhasilan demokrasi dengan menerapkan ajaran pendidikan politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ketiga, psychomotor, yakni membangkitkan kemampuan berfikir kritis dan kontibusi politik dari generasi milenial dalam penyelenggaraan pemilu.
Di era milenial saat ini, perkembangan teknologi terus memengaruhi pola perilaku anak muda. Namun, dari segi positifnya, teknologi juga dapat bermanfaat bagi kepentingan setiap warga, bahkan pendidikan politik bagi generasi milenial juga bisa didapatkan melalui teknologi modern tersebut. Adapun  bentuk pendidikan politik tersebut, yakni dapat diperoleh melalui:
a. Sumber informasi dari handphone, siaran televisi yang berkenaan dengan
politik, siaran radio;
b. Sumber bahan bacaan, seperti koran, surat kabar, majalah, artikel, jurnal- jurnal yang berkaitan dengan politik;
c. Asosiasi atau lembaga dalam masyarakat, serta lembaga pendidikan formal dan informal.13
Terlepas dari sumber pendidikan politik diatas, generasi muda sebagai generasi yang cerdas dan melek akan perkembangan teknologi diharapkan mampu menyeimbangi kemajuan teknologi dengan kemampuan politik sehingga dapat meningkatkan pemahaman bahwa partisipasi merupakan tolak ukur penting dalam mencapai keberhasilan demokrasi.

B. Bagaimana Pengaruh Political Voluntarism Terhadap Keberhasilan Pemilihan Umum di Negara Demokrasi
Menurut Herbert McClosky, kesukarelaan masyarakat dalam politik (political voluntarism) yaitu suatu tindakan politik yang dilakukan secara sukarela oleh masyarakat terhadap proses penyelenggaraan sistem pemerintahan di suatu negara.15 Kesukarelaan masyarakat dalam politik merupakan faktor  pendukung bagi tercapainya kemajuan demokrasi. Tingkat kesukarelaan masyarakat menjadi
penentu bagi keberhasilan penyelenggaraan pemilu ataupun pilkada, dimana semakin tinggi tingkat kesukarelaan, maka semakin tinggi pula peluang keberhasilan pelaksanaan pemilu ataupun pilkada tersebut. 
Begitupun sebaliknya, semakin rendah tingkat kesukarelaan, semakin rendah pula peluang keberhasilannya. Kesukarelaan masyarakat dalam politik dapat dilihat dalam tiga bentuk, yakni sebagaimana akan diuraikan sebagai berikut.
No. Bentuk Uraian
1. Kesukarelaan aktif Tindakan yang mengarah pada input dan output politik, seperti warga turut berpartisipasi aktif dalam memberikan masukan, kritik, bahkan perbaikan terhadap kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, mematuhi kebijakan yang telah dibuat, serta turut aktif dalam pelaksanaan pemilu, mulai dari pemberian suara, mengikuti rangkaian diskusi politik, kampanye, berfikir politik-kritis, dan mengikuti
perkembangan urusan politik.
2. Kesukarelaan Pasif Tindakan yang hanya mengarah pada output politik, seperti  hanya menerima, menaati, dan melaksanakan kebijakan yang telah dibuat pemerintah, tidak terlalu aktif dalam pemilu karena tidak memberikan suara, tidak mengikuti diskusi publik dan kampanye, serta acuh pada
perkembangan permasalahan politik.
3. Golongan putih (Golput) Tindakan yang terjadi karena kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya kesadaran politik, dimana kepentingan politik dianggap tidak berarti dan tidak sesuai dengan
kehendak yang dicita-citakannya.

Dari penjelasan diatas, maka dapat diketahui bentuk dari kesukarelaan yang harus ditingkatkan bagi generasi milenial dalam rangka mendukung keberhasilan pelaksanaan pemilu di Indonesia. Kesukarelaan generasi milenial dalam politik menjadi harapan besar bagi keberhasilan pemilu mendatang, mengingat di tahun 2019 jumlah partisipasi politik mengalami kenaikan hampir 10 persen, terutama pada kalangan anak muda. Oleh karena itu, keberadaan generasi milenial ini diharapkan dapat sejalan dengan target kesukarelaan politik dalam pelaksanaan pemilu mendatang.

Angka partisipasi pemilu dua pilpres diatas menjadi acuan penting untuk meningkatkan kesukarelaan masyarakat, terutama kesukarelaan generasi milenial terhadap politik pemilu. Hal ini menjadi sangat penting mengingat kesukarelaan dalam politik memegang peranan besar terhadap keberhasilan pemilu di pilpres selanjutnya.

III. KESIMPULAN
Partisipasi politik menjadi suatu kewajiban bagi setiap warga di negara demokrasi. Penyelenggaraan pemilu merupakan kesempatan besar bagi seluruh warga negara dalam memilih pemimpin dan wakil rakyat yang dikehendaki guna menentukan arah pemerintahan yang dicita-citakan. Untuk mewujudkan penyelenggaraan pemilu yang berintegritas, perlu ditanamkan pengetahuan mengenai nilai-nilai politik bagi para generasi milenial agar dapat berfikir kritis dalam memberikan suara sesuai dengan kehendaknya. Maka dari itu, strategi pendidikan politik bagi generasi milenial menjadi sarana yang tepat untuk meningkatkan kontribusi pemilih pemula dalam rangka mewujudkan pemilu berkualitas sesuai dengan asas-asas dalam pemilu.
Implementasi pendidikan politik sejalan dengan kesukarelaan masyarakat dalam politik (political voluntarism). Generasi milenial yang telah mampu menguasai segala aspek dalam pendidikan politik, sudah pasti akan memberikan kontribusi besar dalam kehidupan politik. Hal ini mengingat pendidikan politik  memiliki tujuan dan sasaran untuk membangun semangat generasi milenial dalam manifestasi kesadaran politik. Dengan demikian, kesukarelaan generasi milenial dalam politik menjadi harapan besar terhadap keberhasilan pesta demokrasi di negara Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal
Affandi, Firmansyah Noor. “Pelaksanaan Pendidikan Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Politik Generasi Muda”. Journal of Chemical Information and
 
Modeling 53, no. 9 (2019): 1-21, https://pemerintahan.umm.ac.id/files/file/Firmansyah%20Noor%20Affandi( 1).pdf.
Daryanto, Setiawan. “Dampak Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadap Budaya”. Jurnal Simbolika: Research and Learning in Communication Study 4, no. 1 (2018): 62-72,
https://www.ojs.uma.ac.id/index.php/simbolika/article/view/1474.
Handitya, Binov. “Menyemai Nilai Pancasila Pada Generasi Muda Cendekia”. ADIL Indonesia Journal 1, no. 2 (2019): 13-23, https://jurnal.unw.ac.id/index.php/AIJ/article/view/370.
Istikharah, dan Asrinaldi. “Pendidikan Politik Bagi Masyarakat Sebagai Penyelenggara Pemilu Tingkat Ad Hoc”. NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial 6, no. 2 (2019): 314-328, http://jurnal.um- tapsel.ac.id/index.php/nusantara/article/view/969.
Nanggala, Agil. “Peran Generasi Muda Dalam Era New Normal”. Widya Wacana: Jurnal Ilmiah 15, no. 2 (2020): 81-92, http://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/widyawacana/article/view/3827.
Prasetyanti, Retnayu. “Generasi Millennial dan Inovasi Jejaring Demokrasi Teman Ahok”. Jurnal Polinter Prodi Ilmu Politik FISIP UTA’45 3, no. 1 (2017): 44-52, http://journal.uta45jakarta.ac.id/index.php/polhi/article/view/756.

Buku
Budiardjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008. Huntingto, Samuel P., dan Joan Nelson. Partisipasi Politik di Negara Berkembang.
Jakarta: Rineka Cipta, 1990.
Rusadi, Kantaprawira. Sistem Politik Indonesia, Suatu Model Pengantar. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004.
Samsudin, Dian Askhabul Yamin, Bambang Wahyu, Ferry Buchori Muslim, Dede Juhendi, dan Deni Sediawan. Buku Pintar Pemilu dan Demokrasi. Bogor: Komisi Pemilihan Umum Kota Bogor, 2020.
Surbakti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo, 1999.

Prosiding
Praptianingsih, Sri, dan Fauziyah. “Kesukarelaan Warga  Dalam  Politik (Political Voluntarism).” In Prosiding Internasional Seminar Good Governance In The Policy Implementation Proses And Public Communication. Jember, Indonesia, 2015, http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/GPPPC/article/view/121.

Skripsi
Fakhruddin, Baryanto, dan Muhammad Anshori. "Menakar Kesukarelaan Warga Dalam Politik Pada Pemilu di Kabupaten Lebong," Laporan Hasil Penelitian,
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Curup, 2015. http://repository.iaincurup.ac.id/581/.
Ferdiyanto, Ridwan. ”Peran Relawan Demokrasi Komisi Pemilihan Umum Dalam Meningkatkan Partisipasi Politik Masyarakat Kabupaten Kudus  Pada Pemilihan Presiden Tahun 2019”. Skripsi, Universitas Negeri Semarang, 2020. http://lib.unnes.ac.id/41517/1/3301416037.pdf.

Website
Dalam Upaya Tingkatkan Partisipasi Pemilih Pemilu 2024, KPU RI Laksanakan Rapat Koordinasi. Kab-solokselatan.kpu.go.id. 2022. https://kab- solokselatan.kpu.go.id/berita/baca/7850/dalam-upaya-tingkatkan-partisipasi- pemilih-pemilu-2024-kpu-ri-laksanakan-rapat-koordinasi#.

Posting Komentar

0 Komentar